Suhardi Alius, Jenderal Berprestasi yang Dizalimi


Suhardi Alius, Jenderal Berprestasi yang Dizalimi

Mulya Nurbilkis - detikNews
Jakarta - Proses seleksi calon kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) diduga sarat muatan politis, karena dari lima nama Kapolri yang diusulkan ke Komisi kepolisian nasional (Kompolnas) nama mantan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Suhardi Alius dicoret oleh Kompolnas dengan alasan belum layak karena usia yang masih muda.

“Kalau memang kita ingin memperbaiki institusi polri harus dimulai dengan proses yang transparan. Jangan lagi ada trik dan intrik dengan alasan yang terkesan terlalu dipaksakan dan nuansa politisnya juga sangat kental,” kata senator DPD RI Nofi Candra, dalam keterangannya kepada detikcom, Minggu (8/2/2015) .

Pihaknya memandang kendati masih muda, menurutnya Komjen Suhardi Alius adalah seorang perwira berprestasi di tubuh Polri. Hal ini terlihat saat masih berpangkat jendral muda, Suhardi Alius sudah mampu menjabat sebagai Kabareskrim selama hampir dua tahun.

"Ini bukti dia (Suhardi) seorang yang berprestasi, " tegasnya.

Namun Komjen Suardi Alius tidak diikutkan dalam wawancara fit and propertest. Bahkan nama alumni Akpol angkatan 85 ini dicoret oleh Kompolnas dengan alasan karena masih muda dan masa pensiunnya masih lama atau selama 65 bulan lagi.

"Ini yang tidak logis. Alasannya terlalu dipaksakan, " ungkap senator asal Sumbar ini.

Dalam pemilihan calon Kapolri, Nofi mengatakan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) tak berhak mencoret siapa pun dari daftar calon Kepala Kepolisian RI, termasuk mantan Kabareskrim Suhardi Alius. Karena dalam pemilihan calon Kapolri, siapa saja calon yang masuk bursa telah dibahas dan diseleksi dalam sidang Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti). "Harusnya Kompolnas juga menghargai proses yang telah dilakukan oleh Wanjakti ini,” katanya.

Menurut Nofi, Kompolnas juga mempertimbangkan nama Suhardi Alius yang sebelumnya telah diusulkan oleh Wanjakti sebagai satu dari lima kandidat yang bakal memimpin institusi Polri, dan bukan malah melakukan penzaliman terhadap seorang perwira tinggi yan berprestasi.

"Kita tak habis pikir terhadap apa yang dilakukan oleh Kompolnas, yang berprestasi dicoret, yang kontroversial malah diusulkan,” bebernya.


Akhiri hari anda dengan menyimak beragam informasi penting dan menarik sepanjang hari ini, di "Reportase Malam" pukul 01.30 WIB, hanya di Trans TV
sumber detik.com

0 komentar: